Follow Us @soratemplates

Kamis, 12 Oktober 2017

PENGERTIAN AYAT GHARIBAH DAN SUJUD TILAWAH



Hasil gambar untuk AYAT GHARIBAH

PENGERTIAN AYAT GHARIBAH DAN SUJUD TILAWAH
 Lailatul Khasanah
Mahasiswi Stain Jurai Siwo Metro

Lafal gharib berasal dari bahasa Arab, yakni jamak dari gharibah yang berarti asing atau sulit pengertiannya. Apabila dihubungkan dengan Alqur’an maka yang dimaksudkan adalah ayat-ayat Alqur’an yang yang sukar pemahamannya sehingga hampir tidak dimengerti. Menurut Muchotob Hamzah ayat gharibah adalah Ilmu al Qur’an yang membahas mengenai arti kata dari kata-kata yang ganjil dalam al Qur’an yang tidak biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Banyak lafal dalam ayat-ayat Alqur’an yang aneh bacaannya. Maksud aneh adalah ada beberapa bacaan tulisan Alqur’an yang tidak sesuai dengan kaidah aturan membaca yang umum atau yang biasa berlaku dalam kaidah bacaan bahasa arab. Hal ini menunjukkan adanya keistimewaan Alqur’an yang mengandung kemukjizatan yang sangat tinggi, disinilah letak kehebatannya sehingga kaum sastrawan tidak mampu menandinginya. Dari segi tulisan, mushaf yang kita terima ini tidak ada masalah karena telah dipersatukan tulisannya oleh khalifah Usman.
Adapun klasifikasi ayat ghoribah adalah sebagai berikut:

  1. Sajdah adalah apabila membaca ataau mendengar ayat-ayat ini di sunnah kan untuk melakukan sujud tilawah. Sujud tilawah di sunnah kan baik di dalam atau di luar shalat. Diisyaratkan menghadap kiblat, suci dari hadast, boleh diawali dari berdiri atau duduk, boleh dengan atau tanpa meembaca takbiratul ikhram.
  2. Isymam adalah menampakkkan dhommah terbuang dengan isyarat bibir (isymam harus melihat gerakan mulut/bibir guru). Didalam al qur’an hanya terdapat di QS. Yusuf 12:11. 
  3.  Imalah adalah membaca huruf berharakat fathah yang dimiringkan ke kasrah. Di dalam al qur’an hanya terdapat di QS. Hud 11:41.
  4. Tashil adalah membaca hamzah dengan suara tidak jelas sehingga mirip ha. Dengan tujuan agar lebih mudah. Di dalam al qur’an hanya terdapat di QS Fushilat 41:44.
  5. Naql adalah memindahkan harokat hamzah pada huruf sebelumnya. Di dalam al qur’an hanya terdapat di QS Al-hujurat 49:11.
  6. Nun wiqayah adalah nun yang harus dibaca kasrah ketika tanwin bertemu hamzah washal, agar tanwin tetap terjaga.  Di dalam al qur’an terdapat dibanyak tempat.
  7. Shifrul mustadir adalah bulatan sempurna yang diletakkan di atas huruf md, yang menunjukkan bahwa mad tersebut tidak dibaca panjang, baik ketika washal ataupun waqaf. Di dalam al qur’an terdapat dibanyak tempat.
  8. Shifrul mustathilul qaim adalah bulatan lonjong tegak yang diletakkan di atas huruf mad. Mad tersebut tidak dibaca panjang ketika washal, namun dibaca panjang ketika waqaf baik di tengah atau di aakhir ayat. Di dalam al qur’an terdapat dibanyak tempat.

Sujud tilawah adalah sujud yang disebabkan karena membaca atau mendengar ayat-ayat sajadah yang terdapat dalam Al Qur’an Al Karim. gerakan sujud yang dilakukan ketika membaca ayat-ayat sajadah dalam Quran. Barangsiapa membaca suatu ayat sajadah atau mendengarnya, disunnatkan untuk sujud satu kali. Caranya: bertakbir, sujud, bertakbir lagi untuk bangun dari sujudnya itu. Inilah yang disebut Sujud Tilawah, tetapi tidak perlu membaca tasyahud (bacaan tahiyat) ataupun salam. Pengertian lain dari Sujud Tilawah adalah sujud yang dilakukan oleh seseorang ketika mendengar atau membaca ayat-ayat sajdah di dalam kitab Al-Qur'an. Ayat sajdah menjadikan pembaca atau pendengarnya dianjurkan untuk melakukan sujud.
adapun keutamaan sujud tilawah diantaranya adalah:
  1. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah saw bersabda: Apabila seorang anak Adam membaca ayat sajadah, maka menyingkirlah setan sambil menangis dan berkata: Celakalah aku! ia diperintah bersujud lalu sujud, maka untuknyalah surga, sedang saya diperintah bersujud, tetapi saya menolak, maka untukku adalah neraka.(HR. Muslim no. 81
  2. Diriwayatkan dari Nafi' dari Ibnu Umar r.a., katanya: “Rasulullah  saw membacakan Al Qur'an untuk kami, jikalau  melalui ayat sajadah terus saja beliau bertakbir dan sujud dan kami pun sujud pulaMenurut Abu Daud ia pun tertarik pula oleh sebab itu ia pun bertakbir pula. 
  3. Abdullah bin Mas'ud berkata: “Apabila Anda membaca ayat sajadah, maka bertakbirlah dan sujudlah. Kemudian di waktu mengangkat kepala, maka bertakbirlah sekali lagi."
Jumhur (mayoritas) ulama berpendapat bahwa sujud Tilawah itu hukumnya sunat dilakukan oleh orang yang membaca atau yang mendengarkan. 
  • Berdasarkan keterangan yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Umar r.a., bahwa ia pada hari Jum'at membaca surat An-Nahl di atas mimbar. Ketika sampai pada ayat as-Sajadah, ia pun turun dan sujud, kemudian orang-orang lain pun mengikutinya. Pada hari Jum'at berikutnya dibacanya pula surat itu sekali lagi dan ketika sampai pada ayat sajadah, ia berkata: "Wahai manusia, kita tidaklah diwajibkan untuk sujud Tilawah itu, maka barang siapa yang sujud benarlah ia,sedangkan yang tidak sujud, tidaklaah dosa baginya.” Riwayat lain: "Bahwa Allah tidak memfardhukan kita untuk sujud, maka baiknya kita melakukan sekehendak kita saja."
  • Jama'ah selain Ibnu Majah meriwayatkan pula dari Zaid bin Tsabit, berkata: "Saya membaca surat Wan-Najmi di hadapan Nabi saw, tetapi pada ayat sajadah, beliau tidak sujud. Dan dalam kitab Al-Fath, Hafidz menguatkan pendapat bahwa ditinggalkan sujud itu adalah boleh. Demikian pula pendapat Syafi'i, dikuatkan pula oleh hadits yang diriwayatkan oleh Bazzar dan Daruquthni dari Abu Hurairah r.a., berkata "Nabi saw sujud dalam surat Wan-Najmi dan kami pun sujud pula bersama-sama.
Sujud tilawah disunahkan dilakukan baik dalam shalat maupun di luar shalat. Jika seseorang membaca Al-Qur'an diluar shalat dan menyebut ayat sajdah, maka hendaklah ia melakukan sujud tilawah dengan cara:
  1. Menghadap kiblat.
  2. Takbir disertai dengan niat untuk melaksanakan sujud tilawah.
  3. Sujud 1x seperti dalam shalat dengan membaca bacaan sujud tilawah.
  4. Takbir sekali lagi dengan mengangkat kepala untuk bangkit.
  5. Setelah itu, bisa melanjutkan untuk membaca bacaan lanjutannya di dalam kitab Al-Qur'an yang telah dibaca sebelumnya.
Adapun tempat ayat-ayat sajadah sebagai berikut:
  1. Q.S Al-A’rof: 206
  2. Q.S Ar-Ra’du: 15 
  3. Q.S An-Naml: 49-50 
  4. Q.S Al-Isra’: 107-109
  5. Q.S Maryam: 58
    Q.S Al-Hajj: 18
    Q.S An-Naml: 25-26
    Q.S As-sajdah: 15
    Q.S Al-Furqon: 60
    Q.S Fussilat: 38 (menurut mayoritas ulama), Q.S Fussilat: 37 (menurut Malikiyyah)
    Q.S Al-Hajj: 77
    Q.S An-Najm: 62 (ayat terakhir)
    Q.S Al-Insyiqaq: 20-21
    Q.S Al-Alaq: 19 (ayat terakhir)
    Q.S Shad: 28




Tidak ada komentar:

Posting Komentar