MAKALAH BIOLOGI
BIOTEKNOLOGI
PEMBUATAN MARGARINE
DISUSUN OLEH XII IPA I
Anisfatul Farida
Lailatul Khasanah
Muchammad
Abdulloh Munib
Siti
Munawaroh
Yuli
Erviana
PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN AJARAN 2014-2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam sehari-hari kadang sulit membedakan antara margarin,
mentega dan Butter. Secara fisik sebenarnya ketiganya berbeda. Tapi selama ini
ketiga bentuk bahan makanan itu sangat rancu pengertiannya. Mentega, Margarin
dan Butter adalah zat makanan yang sumber pembuatannya, kandungan zat gizi dan
komposisinya berbeda.
Mentega
berasal dari lemak hewan. Mentega yang terbuat dari lemak hewan biasanya
mengandung lebih banyak lemakjenuh/saturated fats(66%) dibanding lemak tak
jenuh/unsaturated fats-nya (34%). Lemak jenuh ini biasanya berhubungan dengan
tingginya kadar kolesterol dalam tubuh. Mentega biasanya mengandung vitamin A,
D, protein dan karbohidrat.
Margarin
berasal lemak tumbuh tumbuhan. Margarin sendiri yang terbuat dari minyak
tumbuh-tumbuhan dimana di vegetables oil terkandung jumlah monounsaturated –
dan polyunsaturated fats yang lebih banyak dibandingkan saturated fats-nya
(13-15 % saturated dan 85-87 % percent unsaturated fats
Asam
lemak atau asil lemak ialah istilah umum yang digunakan untuk menjabarkan
bermacam-ragam molekul-molekul yang disintesis dari polimerisasi asetil-KoA
dengan gugus malonil-KoA atau metilmalonil-KoA di dalam sebuah proses yang
disebut sintesis asam lemak. Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon yang
berakhiran dengan gugus asam karboksilat; penyusunan ini memberikan molekul
ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung yang nonpolar dan hidrofobik yang
tidak larut di dalam air
Asam
lemak jarang terdapat bebas dalam alam , akan tetapi banyak terdapat dalam
bentuk ikatan ester atau amida dalam dalam berbagai lipida
1.2. TUJUAN
Tujuan
Pembelajaran Khusus Setelah selesai kegiatan proses belajar mengajar peserta
dapat :
1. Menjelaskan mentega dan standar
kualitasnya.
2. Menjelaskan cara penyiapan cream
3. Melakukan proses pembuatan mentega
4. Mengetahui pengertian Mentega
5. Mengetahui pengertian Margarin
6. Mengetahui manfaat Mentega dan
Margarin
7. 7.Mengetahui pengertian Asam Lemak.
BAB II
PEMBAHASAN
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak
hanya didasari padabiologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu
terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia,matematika, dan lain sebagainya. Dengan
kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang
ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia
sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi
pangan adalah
pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan
tanaman untuk
menghasilkan varietas-varietas baru di bidangpertanian, serta pemuliaan
dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara
lain dengan penemuanvaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah
yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis
Pasteur Dengan
alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Mentega adalah produk yang terbuat
dari lemak susu dimana kedalamnya dapat ditambahkan garam untuk mendapatkan
rasa yang lebih baik dan untuk menjaga mutu. Warna kuning pada mentega
disebabkan zat warna β karoten yang terdapat dalam krim (cream). Sebagian
dari kita menghindari mentega dan margarin karena takut pada kandungan
lemaknya. Padahal, banyak zat gizi lain yang terdapat pada bahan makanan itu.
Selain vitamin A dan D, juga terdapat zat besi, fosfor, natrium, kalium serta
omega-3 dan omega-6.
Lemak dan minyak merupakan zat gizi penting untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu, lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Sumbangan energi per gram lemak, protein, dan karbohidrat masing-masing 9, 4, dan 4 kkal.Nilai gizi mentega sangat tergantung pada kandungan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak. Mentega merupakan sumber vitamin A yang sangat baik dan merupakan makanan berenergi tinggi, tidak mengandung laktosa (gula susu) maupun mineral serta kandungan proteinnya rendah.
Lemak dan minyak merupakan zat gizi penting untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu, lemak dan minyak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Sumbangan energi per gram lemak, protein, dan karbohidrat masing-masing 9, 4, dan 4 kkal.Nilai gizi mentega sangat tergantung pada kandungan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak. Mentega merupakan sumber vitamin A yang sangat baik dan merupakan makanan berenergi tinggi, tidak mengandung laktosa (gula susu) maupun mineral serta kandungan proteinnya rendah.
Menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI 01-3744-1995), mentega adalah produk makanan berbentuk padat lunak yang
dibuat dari lemak atau krim susu atau campurannya, dengan atau tanpa penambahan
garam (NaCl) atau bahan lain yang diizinkan, serta minimal mengandung 80 persen
lemak susu. Selain garam dapur, ke dalam mentega juga ditambahkan vitamin, zat
pewarna, dan bahan pengawet (misalnya sodium benzoat). Emulsi pada mentega
merupakan campuran 18 persen air yang terdispersi pada 80 persen lemak, dengan
sejumlah kecil protein (maksimal 1%) yang bertindak sebagai zat pengemulsi dan
Bahan Kering Tanpa Lemak (Milk Solids-Non-Fat) tidak lebih dari 2 %.
Lemak mentega sebagian besar terdiri
dari asam palmitat, oleat dan stearat serta sejumlah kecil asam butirat dan asam
lemak sejenis lainnya. Mentega mengandung lebih banyak lemak jenuh atau
saturated fats yakni 66 persen jika dibandingkan dengan lemak tak jenuhnya
yakni 34 persen. Lemak jenuh ini biasanya terkait dengan tingginya kadar
kolesterol dalam tubuh. Bahan lain yang terdapat dalam jumlah kecil adalah
vitamin A, E, dan D serta sebagai flavour adalah diasetil, lakton, butirat dan
laktat. Produk mentega yang diproduksi dikenal dengan mentega masam (sour
butter) dan mentega manis (sweet butter) dengan salted atau unsalted.
Dari semakin banyaknya pemanfaatan bioteknologi, kami
terusik untuk membahas penggunaan bioteknologi dalam bidang pangan, lebih
spesifiknya terkait bioteknologi konvensional dibidang pangan. Apakah dengan
penggunaan bioteknologi tersebut malah semakin banyak
manfaat baik yang didapat ataukah sebaliknya, malah banyak pula dampak negative
yang diperoleh. Untuk itulah kami tergugah untuk membuat makalah ini.
Sejak Louis Pasteur (1857) menemukan bahwa fermentasi
(peragian) anggur merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mikroorganisme, maka
penggunaannya dalam bidang makanan dan minuman semakin berkurang. Jenis-jenis
makanan/minuman fermentasi jumlahnya banyak sekali. Aplikasi koloid dalam
industri makanan contohnya mentega. Pembuatan mentega menggunakan
mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris.
Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu
diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega
diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.
Aplikasi koloid dalam industri makanan contohnya mentega.
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus
lactis dan Lectonostoceremoris. Bakteri-bakteri tersebut membentuk
proses pengasaman. Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak
mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega
yang siap dimakan.
Mentega adalah produk makanan berbentuk padat lunak yang
dibuat dari lemak atau krim susu atau campurannya, dengan atau tanpa penambahan
garam (NaCl) atau bahan lain yang diizinkan, serta minimal mengandung 80 persen
lemak susu. Selain garam dapur, ke dalam mentega juga ditambahkan vitamin, zat
pewarna, dan bahan pengawet (misalnya sodium benzoat). Emulsi pada mentega
merupakan campuran 18 persen air yang terdispersi pada 80 persen lemak, dengan
sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat pengemulsi. zat gizi lain yang terdapat pada bahan
makanan ini. Selain vitamin A dan D ,juga terdapat zat besi, fosfor, natrium,
kalium serta omega-3 dan omega-6. Lemak dan minyak merupakan zat gizi penting
untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu, lemak dan minyak merupakan sumber
energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Lemak
memiliki komposisi terbesar dalam mentega jika dibandingkan dengan proteindan
karbohidrat. Kandungan protein dan karbohidrat pada mentega sangat rendah,
yaitu sekitar 0,4-0,8 gram per 100 gram. Lemak mentega berasal dari lemak susu
hewan, dikenal sebagai butter fat.
Mentega mengandung sejumlah asam butirat, asam laurat, dan
asam linoleat. Asam butirat dapat digunakan oleh usus besar sebagai sumber
energi, juga dapat berperan sebagai senyawa antikarsinogenik (antikanker). Asam
laurat merupakan asam lemak berantai sedang yang memiliki potensi sebagai
antimikroba dan antifungi. Asam linoleat pada mentega dapat memberikan
perlindungan terhadap serangan kanker .
Mentega adalah produk makanan berbentuk padat lunak yang dibuat
dari lemak atau krim susu atau campurannya, dengan atau tanpa penambahan garam
(NaCl) atau bahan lain yang diizinkan, serta minimal mengandung 80 persen lemak
susu. Selain garam dapur, ke dalam mentega juga ditambahkan vitamin, zat
pewarna, dan bahan pengawet (misalnya sodium benzoat). Emulsi pada mentega
merupakan campuran 18 persen air yang terdispersi pada 80 persen lemak, dengan
sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat pengemulsi.
Banyak zat gizi lain yang terdapat
pada bahan makanan ini. Selain vitamin A dan D ,juga terdapat zat besi, fosfor,
natrium, kalium serta omega-3 dan omega-6. Lemak dan minyak merupakan zat gizi
penting untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu, lemak dan minyak merupakan
sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Lemak
memiliki komposisi terbesar dalam mentega jika dibandingkan dengan proteindan
karbohidrat. Kandungan protein dan karbohidrat pada mentega sangat rendah,
yaitu sekitar 0,4-0,8 gram per 100 gram. Lemak mentega berasal dari lemak susu
hewan, dikenal sebagai butter fat. Mentega mengandung sejumlah asam butirat,
asam laurat, dan asam linoleat. Asam butirat dapat digunakan oleh usus besar
sebagai sumber energi, juga dapat berperan sebagai senyawa antikarsinogenik
(antikanker). Asam laurat merupakan asam lemak berantai sedang yang memiliki
potensi sebagai antimikroba dan antifungi. Asam linoleat pada mentega dapat
memberikan perlindungan terhadap serangan kanker .
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme
Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris. Bakteri-bakteri
tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu diberi cita rasa
tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega diaduk untuk
menghasilkan mentega yang siap dimakan.
Produk
– produk makanan yang juga menggunakan proses bioteknologi konvensional namun
tidak berasal dari susu antara lain sebagai berikut.
a) Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus
oryzae dibiakkan pada kulit gandum terlebih dahulu.
Jamur Aspergillus oryzae bersama-sama dengan bakteri asam laktat
yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum.
Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan
dihasilkan produk kecap.
b) Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan
masyarakat golongan menengah ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi
memasukkan tempe sebgai salah satu menu makanannya. Akan tetapi, setelah
diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari
masyarakat dalam maupun luar negeri. Jenis tempe sebenarnya sangat beragam,
bergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah
tempe kedelai. Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe
mempunyai beberapa khasiat, seperti dapat mencegah dan mengendalikan diare,
mempercepat proses penyembuhan duodenitis, memperlancar pencernaan, dapat
menurunkan kadar kolesterol, dapat mengurangi toksisitas, meningkatkan
vitalitas, mencegah anemia, menghambat ketuaan, serta mampu menghambat resiko
jantung koroner, penyakit gula, dan kanker. Untuk membuat tempe, selain
diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan
spora mikroorganisme, dalam hal ini kapang.
Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat
jenis kapang dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus
oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhizus,
dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat
keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk tempe. Proses
fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak,
dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai
sembilan kali lipat.
c) Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan
sel-sel ragi. Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi
produk yang berupa gula dan alkohol. Masyarakat kita membuat tape tersebut
berdasarkan pengalaman.
d) Anggur
Atau juga populer disebut dalam bahasa
Inggris: wine adalah minuman beralkohol yang dibuat dari sari anggur
jenis Vitis vinifera yang biasanya hanya tumbuh di area 30
hingga 50 derajat lintang utara dan selatan. Minuman beralkohol yang dibuat
dari sari buah lain yang kadar alkoholnya berkisar di antara 8% hingga 15%
biasanya disebut sebagai wine buah (fruit wine).
BAB III
PEMBUATAN
Prosedur
pembuatan mentega yaitu:
1.
Persiapan bahan
Susu dan krim dikumpulkan dari susu sapi. Mentega dapat juga
diproduksi dari susu kerbau liar, unta, kambing, biri-biri betina, dan
kuda betina. Sari terpisah dari susu itu. Sari dapat yang manapun disediakan
oleh suatu pabrik susu baik susu cairan ataupun terpisah dari susu utuh oleh
pabrikan mentega. Sari harus manis ( pH lebih besar dari 6.6), tidak tengik,
tidak teroksidasi. Sari disterilkan pada suatu temperatur dari 95°C atau lebih
untuk menghancurkan enzim dan micro-organisms.
2.
Pematangan
Biasanya ditambahkan untuk memfermentasi gula
susu menjadi asam laktat dan karakteristik bau harum dan selera
yang diinginkan untuk mentega.
3.
Mengeram/Penuaan
Krim dipegang pada temperatur dingin untuk
mengeristal butiran lemak pada susu, memastikan mengocok sesuai dan tepat
seperti tekstur dari mentega itu. Dalam tanki penuaan, krim diberi perlakukan
pendinginan yang dikontrol dan dirancang untuk
memberikan struktur lemak kristal yang dibutuhkan. Lazimnya,
mengeram mengambil 12- 15 jam. Dari mengeram tangki/tank, krim dipompa ke
pengocok atau berlanjut buttermaker melalui suatu penukar bahang
plat yang membawanya ke suhu yang diperlukan.
4. Mengocok
Krim
dikocok, dan butir halus mentega membentuk, tumbuh lebih besar, dan bersatu.
Pada akhirnya, ada dua tahap yang ditinggalkan: suatu semisolid massa dari
mentega, dan cairan menunda, yang mana adalah cairan susu.
5. Pengairan
dan pencucian.
krim dibagi
menjadi dua fraksi: butir mentega dan cairan susu. Di dalam pengocokan
tradisional, mesin stop ketika butir sudah mencapai suatu ukuran yang tertentu,
lalu sesudah itu cairan susu dialirkan. Dengan yang berlanjut buttermaker
pengairan dari cairan susu adalah juga berlanjut. Setelah pengairan,
mentega adalah bekerja untuk fase kontinyu yang
mengandunglemak fasa air terdispersi halus. Ini dilakukan
sebagai praktek umum untuk mencuci mentega setelah mengocok untuk memindahkan
manapun cairan susu yang bersifat sisa dan padatan susu tetapi ini adalah
jarang dilaksanakan hari ini. Proses pencucian ini akan memastikan bahwa
semua susu mentega dibuang keluar dari mentega. Jika
tidak maka mentega akan tengik.
6. Penggaraman
Garam digunakan untuk meningkatkan rasa
dan rak-hidup, karena bertindak sebagai
pengawet. Selanjutnya, mentega adalah bekerja untuk
meningkatkan konsistensi.
7. Pengepakan
dan penyimpanan
Mentega
adalah akhirnya dietak ke dalam bentuk dan kemudian dibungkus di dalam
kertas lilin dan kemudian disimpan di tempat yang dingin. ketika dingin, lemak
pada susu mengeristal dan mentega menjadi terbentuk. Mentega dikocok, ini
dilakukan untuk memasukan udara atau gas nitrogen ke dalam mentega yang
lembut, dimaksudkan untuk menyebar lebih mudah pada temperatur pendinginan.
8. Pengolahan
Limbah dalam Industri Mentega
Mentega diolah dari bahan dasar susu, dalam proses
pengolahan susu tersebut dihasilkan limbah. Limbah –limbah tersebut harus
ditanggulangi agar tidak mencemari lingkungan. Air limbah dari pengolahan susu
mengandung sejumlah besar bahan organik, nitrogen dan fosfor. Jika konsentrasi
yang berlebihan ini masuk saluran air, deplesi oksigen dan pertumbuhan tanaman
dalam saluran air dapat mencapai gangguan proporsi.
Cara pengolahan limbah tersebut
diantaranya:
- Pretreatment
Pretreatment
di industri selama bertahun-tahun berarti beberapa bentuk aliran peredam, pH
atau variasi beban organik dan lemak yang belum sempurna / padatan
tangki. Sistem pretreatment sekarang sedang dimaksimalkan untuk menghapus
materi padat dengan menggunakan flotasi udara prinsipnya yaitu ditambah dengan
netralisasi air limbah dan penambahan flokulan dan polielektrolit.
2.
Pengobatan Tanah
Tanah
sistem pengolahan digunakan secara ekstensif dalam industri. Tanah digunakan
sebagai media biologis untuk mengolah komponen air limbah diterapkan dan
karenanya itu perlu dirancang dengan kriteria yang sesuai untuk memastikan
operasi yang efisien.
3.
Pengolahan secara biologi
Sistem
aerobik memerlukan sumber energi untuk menyediakan oksigen yang dibutuhkan
untuk mengasimilasikan bahan organik dalam limbah cair dan karenanya lebih
cocok untuk rendah sampai sedang kekuatan air limbah, karena semakin tinggi
kandungan organik semakin besar kebutuhan oksigen dan semakin besar biaya.
BAB IV
KESIMPULAN
Bioteknologi konvensional dalam bidang pangan banyak
sekali dimanfaatkan oleh manusia. Selain dapat menambah nilai guna dan harga
suatu produk, juga banyak manfaat yang didapat oleh masyarakat, baik dar segi
financial sampai sosio-kultural. Pembuatan mentega menggunakan
mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris.
Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu
diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega
diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar